Cerita ini akan ku awali dengan cuplikan kiriman yang
dikirim seseorang di Draft Sms UGM (DSU). Mungkin sebagian dari kalian
mahasiswa/i UGM yang menyukai curhatan-curhatan nylenik bin koplak tidak asing dengan OA line yang
satu ini.
Sebenarnya sebelum kiriman tersebut mengisi DSU ada sebuah
kiriman lain yang sedikit kurang menyenangkan mengenai STAN-UGM, yang sempat
dua kali aku report sampai aku kirim
balik ke OA dan bicara dengan admin DSU, karena menurutku terlalu menyakiti
salah satu dari kedua instansi tersebut.
Baik, disini aku akan sedikit bercerita. Kilas balik
kehidupanku setahun yang lalu.
Tahun 2017 aku diterima sebagai salah satu mahasiswa baru
universitas terbaik di Indonesia, yaitu UGM. Jika bertanya apakah aku
benar-benar serius pengen kuliah disana akan kujawab pasti. Bahkan sejak SMP,
saat mungkin beberapa dari kalian masih meributkan tentang aljabar, aku sudah
mengagumi dan bermimpi-mimpi betapa bangganya jika nanti aku bisa kuliah
disana.
Yang terjadi setelah itu aku masuk di Madrasah Aliyah
Negeri. Sedikit banyak aku underestimate dengan madrasahku ini. Jujur saja Di daerah
asalku Nganjuk, madrasah dipandang sebagai sekolah buangan, anak-anak yang
memiliki nilai UN/ Danem rendah-rendahlah yang masuk kesana. Tetapi aku ada di
salah satu madrasah terbaik di Jawa Timur yang seleksinya diikuti sekitar 1300
siswa/i dan hanya dijaring sekitar 400-an dan semuanya tes tertulis. Terlihat bagus
memang daripada SMA-SMA lain di Kota kediri yang saat itu seleksi masuk hanya
menggunakan hasil nilai UN/danem, namun pikiranku membaca bagus bukan hanya
dari SDM tetapi menurutku fasilitas dan sistem yang buruk masih bisa kukoreksi
disini. Jauh berbeda dengan SMP-ku yang pernah menjadi (mantan) RSBI atau
Rintisan Sekolah Berstandar Internasional.
Padahal kalaupun mau masuk ke SMA favorit di Nganjuk saja
aku bisa dengan hasil nilai UN-ku yang sangat CUKUP baik menurutku. Namun saat itu, mau bagaimana
lagi coba-cobaku berhasil masuk dan orang tua menyuruhku untuk mengambil itu. Image yang buruk, menyesal, kecewa, merasa
down sangat kualami saat itu, jujur. Aku semakin syok saat semester pertama aku dapat peringkat 26
dari 40 siswa/i.
Cukup curhatnya. Singkatnya setelah itu...
Aku kembali
mencari-cari informasi mengenai universitas idamanku ini. Aku sering sekali
mengunjungi website-nya. Saat itu aku mulai menjelajah youtube. Lalu aku
menemukan video PPSBM UGM tahun 2014 (kalau tidak salah. Pokoknya yang ada
formasi garuda pencasilanya.) Disitu pertama kali melihat air mataku menetes. Aku
seperti mengalami kerinduan pada sesuatu yang belum pernah aku miliki, yang
bahkan aku sendiri saja tidak tahu UGM itu disebelah mananya jogja(hm). Opening videonya
saja membuatku Merinding. Betapa istimewanya kampus ini. Aku bisa merasakan
bahwa itulah tempatku nanti.
Keinginanku sederhana. Aku ingin membayar rasa kecewaku ini
dengan rasa bangga menjadi bagian dari gadjah mada muda.
Setelah keadaan psikologis dan akademis mulai membaik
kembali aku memompa diri. Setiap kali melihat spanduk di depan madrasah yang
menampangkan nama-nama lulusan madrasahku yang masuk PTN, aku selalu berdoa “ya
allah semoga nanti namaku tertulis disana masuk dalam barisan Universitas Gadjah Mada”. Setiap pergi dan
pulang dari masjid madrasah sampai ke ma’had melewati spanduk itu selalu aku selalu bersholawat dalam hati. Ya allah UGM ya allah. Sampai doa ter-mainstreamku kepada gusti ku
panjatkan.
“ya allah kula mboten napa-napa nek mboten menang kejurda
karate, kula mboten napa-napa nek mboten menang lomba-lomba olimpiade bahasa
inggris, kula mboten napa-napa nek kula mboten lolos Student Exchange AFS-Yes,
kula mboten napa-napa nek kula mboten saget betah teng ekstrakulikuler, sing
penting kula nyuwun restune njenengan paringi kula setunggal kursi teng UGM
mawon ya allah”
Dari awal kelas 3, aku rajin memantau web UGM. Aku daftar
jalur PBUSMAK dan PBUTM. Aku sudah lupa aku memilih apa pada saat itu. Namun
hasilnya aku gagal. Justru teman dekatku yang lain diterima lewat jalur itu. aku sempat
menyesali itu.
Menjelang snmptn. Aku memberanikan diri untuk memilih
sesuatu yang sangat konyol yaitu Sastra Inggris UGM, yang murni berbekal
tawakkal. Jalur snmptn memang sangat tidak menjanjikan, pilihanku terkesan
bunuh diri karena jurusanku adalah saintek dan Sasing masuk kedalam ranah
soshum.
Ketika pengumuman lagi-lagi aku Gagal. Tapi tenang, Aku sangat baik-baik saja :) aku masih bisa meminum
susu milo dingin segelas besar sekali tenggak dengan tertawa lepas. Seketika itu juga aku daftar SBMPTN, kupilih
UGM sebagi pilihan pertama dan UB pilihan kedua. (I won't give up on you, I said I do)
Saat itu, aku ikut-ikutan daftar STAN karena aku adalah
orang yang percaya bahwa rezeki harus dijemput dan salah satunya adalah cara mencoba
hal lain selain yang kuinginkan. Aku sempat berdoa sebelum tes STAN. Jika memang
ini bukan jalanku, semoga aku gagal di seleksi tahap pertama. Namun yang
terjadi aku justru lolos tahap pertama. Sedangkan tes tahap kedua adalah hari
sebelum aku perang SBMPTN merebutkan UGMku. Untung saja keduanya bertempat di
kota yang sama yaitu di Malang.
INI ADALAH PERJUANGAN
Aku berangkat kesana naik bis sendirian ( santai aku sudah
terbiasa sendiri kemana-mana apalagi malang mah masih terhitung dekat ;) ) tapi
hari itu berbeda, aku sendiri dan di bis berdiri dari kediri sampai malang,
bayangkan. Betapa lelahnya 4 jam dengan jalan yang berkelok-kelok dan sangat
memabukkan. Sampai di malang ternyata kos kakak kelas yang mau aku inepin
adalah di dekat kampus UII (masih dekat daerah Batu) dan kosnya bisa dibilang
dibawah sungai, sangat sangat dingin. terkena
dingin yang berlebihan aku terserang
flu. Padahal Besoknya aku harus tes kesehatan dan fisik untuk STAN dan lusa aku
harus tes SBMPTN. Bermodal mixagrip yang diberikan kakak kelasku aku tidur
berharap fisik akan lebih baik. Dan sedikit manjur, alhamdulillah esoknya flu berkurang dan
aku menjalani tes tahap dua dengan lancar walaupun sangat melelahkan. Pulang ke
tempat penginapan aku istirahat, sorenya masku yang kuliah di pasuruan sempat ke
malang menengokku dan mengantarkanku
untuk cek lokasi tes untuk besok SBMPTN. (Gobloknya) malamnya aku menonton film horor sampai jam
23.00. dan yang terjadi paginya aku meriang hebat. Badanku panas, flu tambah parah,
suaraku bindeng, tapi aku harus berangkat SBMPTN.
COBAAN SEBELUM PERANG
Andai kalian tahu betapa macetnya malang saat itu, pasti
kalian tidak ingin hidup di malang selama-lamanya, padahal hari itu masih pagi. Aku berangkat
pagi-pagi jam 6 dan sampai pukul 6.45. Di kartu ujianku aku tes di gedung FIS
UM ruang 304 kalau tidak salah. Aku diantar kakak kelasku ke gedung yang kemarin
telah ku survei dengan masku, yaitu gedung fisika. Setelah aku disana..
ternyata namaku tidak ada!. Panik dalam diam. Aku mencoba kalem dan menanyakan
kepada pak satpam disana. Betapa terkejutnya aku ternyata maksud dari gedung
FIS adalag gedung Fakultas Ilmu Sosial dan gedung itu letaknya di belakaang
pojok kampus, jauhh dari titik aku berdiri saat itu.
LARI.. LARI.. LARI..
Sampai ke gedung tersebut. Liftnya PENUH. Aku naik tangga
sampai ke lantai 3. Ngos-ngosan pasti. Disana aku sudah disamput ibu-ibu
berkalung panitia dan dipandu keruanganku, disana tinggal aku saja yang belum
datang. Pukul 7.00 pas. AJAIB kan? Masih meragukan kemampuan lariku?.
Saat ibu-ibu panitia membacakan tata tertib dan membagikan
lembar jawaban, aku sedikit-sedikit menenangkan diri. Membaca doa dan
mengerjakan sebisaku. Karena saat itu aku sakit, (Meriang, panas, flu, pilek) Ditengah-tengah ujian aku tidak bisa menahan ingusku yang
terus keluar. Mungkin ini akan terdengar sedikit menjijikkan dan goblok, ingusku jatuh di
kertas jawaban ujian. Aku kebingungan, akhirnya kututupi dengan jilbabku. Salah
satu ibu panitia memperhatikanku dan menghampiriku. Menanyakan ada apa, aku bilang
aku flu dan hidungku sudah overload ingus sampai jatuh ke kertas. Sesaat kupikir
ibunya akan marah padaku. Tapi tidak, beliau menempelkan tangannya ke kepalaku
dan berkata “badanmu panas. kamu sakit? Bawa tisu tidak?” saat itu air mataku
keluar. Aku tidak siap untuk ujian ini. Ibunya
pergi lalu datang membawakanku tisu dan lembar jawaban baru. Dalam keadaan
seperti itu, kalian tahu sendirilah yang kukerjakan pasti tidak maksimal. Aku pasti
gagal SBMPTN.
Hasil pengumuman tes STAN aku lolos tahap 2 lanjut ke tahap
terakhir yaitu tahap 3 tes kemampuan dasar yang katanya paling susah. Karna aku
yakin sbmptnku pasti gagal aku mencoba memaksimalkan tes ini. Kubawa bapakku
ikut tes ke malang karena aku tidak ingin meratapi kesendirianku di bis
sendirian mengingat keadaanku kemarin di kota ini yang mengenaskan. Karena tes
tahap 3 ini ada nilai matinya, hasil sementara aku lolos karena memenuhi nilai
mati.
PENGUMUMAN AKHIR
UGM aku LOLOS, STAN aku GAGAL. Aku tidak menduganya. Aku sujud
syukur dan ketidakmungkinan yang terkabul ini mungkin memang jalan yang terbaik
bagiku.
DATANG KE KOTA PENUH KENANGAN.
Aku adalah seorang yang kosong ketika datang ke UGM. Aku bukan
siapa-siapa saat datang di kota ini. Aku masuk di beasiswa asrama UGM Resident
selama satu tahun. Ku syukuri itu. saat pertama kali masuk lewat gerbang depan
UGM, air mataku menetes. One fine day,today, :) hingga saat PPSMB hatiku rasanya seperti terbayar. Aku suka tempat ini. Tidak ada
kerusuhan, semuanya tertib, segalanya terstruktur, sistemnya sangat baik.
BAGIAN DARI MAHASISWA
Menjadi mahasiswa bukanlah hal yang mudah, apalagi di
universitas berkelas UGM. Aku belajar membuat laporan, aku belajar membuat
esai, aku belajar aktif di UKM, di HMJ, aku belajar menata jadwalku sendiri.
Aku belajar betapa pentingnya suatu laporan praktikum. Disana
aku belajar mencari referensi, bagaimana membuat sitasi, bagaimana agar tidak
melakukan plagiarisme, belajar membaca jurnal yang berlembar-lembar hanya untuk
mencari satu kata kunci, belajar menerjemah jurnal internasional, belajar
menulis laporan praktikum berlembar-lembar dengan tangan sendiri.
Di dalam satu tahun, aku tahu tentang kalkulus, tentang
statistik, tentang praktikum fisika dasar yang pertemuan pertamanya kutangisi
karna aku tak paham materinya sama sekali adalah praktikum yang paling mudah
mendapatkan nilai A, tentang tanah yang setiap hari kuinjak-injak adalah
disiplin ilmu yang paling susah diperjuangkan nilainya di fakultasku. Sampai aku
terbiasa mengetik laporan beratus-ratus halaman dalam satu malam saat menulis
laporan dasar-dasar Ekologi.
Lebih banyak dari itu, aku tahu tentang IAAS, komunitas
mahasiswa pertanian internasional sekelas AISEC. Disana aku tahu bagaimana
membuat CV yang menarik, cara membuat Motivation Letter, dan beasiswa-beasiswa exchange
yang bisa membalaskankan dendamku saat dulu aku tidak lolos AFS-Yes.
Lebih dalam dari itu,
aku belajar berjualan, aku belajar jaga kantin, aku belajar mengajar TPQ kepada
anak-anak kecil di daerah pinggir sungai yang menguras kesabaran hati(kenapa? Karena kalau kamu tidak dipisuhi ya dipukul :) ). Aku belajar
banyak hal termasuk mensyukuri air toyagama bisa milih panas/dingin dan gratis
di fakultas, perpustakaan yang superduper lengkap bukunya, kuota internet 3gb
perhari, gratisnya berobat di Gadjah MadaMedical Center (GMC), sepeda kampus
yang bisa disewa selama setahun gratis, kurasa segala hal yang serba gratis
disini pelu disyukuri. Termasuk buka gratis di masjid kampus saat bulan
ramadhan. Memang benar kata orang-orang, segala hal telah tersedia disini. tinggal maksimalkan saja belajar tidak mungkin lulusan UGM tidak sukses.
Setahun bukanlah waktu yang singkat. Juga mungkin bukan
waktu yang lama.
Aku ingin mengenal mereka lebih dalam lagi
Aku ingin koleksiku lebih banyak lagi
Aku ingin mendengar cerita-cerita unik tentang kota ini
Tapi sekarang sudah waktunya pamit
Terimakasih satu tahun
Mampirku disini tidak pernah sia-sia
Aku harap kalian mengingatku walau sedikit
Sebagai teman ataupun hanya sekelebat bayangan
Ingat aku pernah duduk disampingmu
Walau sengaja atau tidak
UGM selalu Istimewa
Meninggalkan UGM bukanlah hal yang membanggakan
Selalu ada kenangan yang tertinggal di kota Yogyakarta
Setelah segala perjuangan yang kulakukan demi mendapatkannya
Aku datang dengan baik-baik maka kini aku akan melepaskannya dengan baik-baik
Masih banyak yang ingin kuceritakan
Tentang tangisan di stasiun tugu
Tentang rebutan tempat duduk di malioboro
Tentang transjogja yang berputar-putar demi tujuan yang
sesungguhnya sangat dekat
Tentang kertas merah berisi nilai 11, 26, 23
Tentang JCM dan kebangkrutan suatu acara yang kurang matang
Tentang hujan yang tak reda-reda di malam hari
Tentang sepeda kita berdua yang berjalan beriringan
Tentang pohon rambutan di rumah dosen
Tentang putaran joging di GSP
Tentang langit pagi dari lantai 2 asrama sagan
Dan tentangmu yang selalu kutunggu kedatangannya :)
Kepadamu : "izinkanlah aku untuk slalu pulang lagi, bila hati mulai sepi tanpa terobati"
Dan tentangmu yang selalu kutunggu kedatangannya :)
Kepadamu : "izinkanlah aku untuk slalu pulang lagi, bila hati mulai sepi tanpa terobati"
(:
BalasHapusAda apa pembaca?
Hapuskenapa daftar stan lagi taun ini?
BalasHapus